01744 2200253 4500001002100000005001500021035002000036245004600056100001800102250001000120300002500130260004100155082001400196084002000210020002200230650002000252520106800272008004101340990002201381990002201403990002201425990002201447990002101469INLIS00000000057491720250509085616 a0010-04250000981 aAngan Senja &Senyum Pagi /cFadh Pahdepie0 aFadh Pahdepie acet.1 a360 hlm. ;c20,5 cm. aJakarta :bFalcon Publishing,c2017. a899.221 3 a899.221 3 FAD a a978-602-60514-5-5 4aFiksi Indonesia aBuku ini berisi tentang 3.76 291 penilaian 73 ulasan Hujan malam itu lambat dan panjang. Angan dan Pagi saling mematung, terpisah jarak dari kisah mereka yang membeku di ujung waktu. Lanskap taman seolah tak ingin menunjukkan diri, lampu merkuri temaram di antara mereka berdua, dikaburkan rintik hujan. Angan memerhatikan wajah Pagi. Wajah itu, wajah yang pertama kali ia lihat belasan tahun yang lalu dan membuat matanya nyalang semalaman, wajah yang entah bagaimana diciptakan Tuhan dengan alis yang sempurna, hidung yang sempurna, bibir yang sempurna… Tak pernah bisa pergi dari inti memorinya selama ini. Angan mendekat ketika payung miliknya lepas dari genggaman. Kemudian ia menarik ujung payung bening milik Pagi. Angan masih bisa melihat wajah Pagi dari balik payung bening itu, meski titik-titik hujan masa lalu sedikit persyaratannya. Namun, itu cukup buat Angan… Itu cukup. Sebab ketika ia mengecup payung itu, seolah di kening Pagi, ia tak perlu menjelaskan apa-apa lagi… Tentang Angan Senja yang tak pernah berhenti menanti Senyum Pagi.250509 f ind  a4233/PS/B/IV/2025 a4234/PS/B/IV/2025 a4235/PS/B/IV/2025 a4315/PS/B/IV/2025 a4341/PS/B/V/2025