Cite This        Tampung        Export Record
Judul Salah Ritual Saleh Sosial : Kualitas iman kualitas ibadah dan kualitas akhlak sosial / A. Mustofa Bisri
Pengarang A. Mustofa Bisri
Rusdianto
EDISI 1
Penerbitan Yogyakarta : DIVA PRESS, 2019
Deskripsi Fisik 200 hlmn :ilust ;14 x 20 cm-
ISBN 978-602-391-644-1
Subjek religigion & spirituality
Abstrak Kita menyembah dan mengabdi kepada Allah dalam sembahyang kita, dalam puasa kita, dalam zakat kita, dalam haji kita, dalam pergaulan rumah tangga dengan anak-istri kita, dalam pergaulan kemasyarakatan dengan tetangga dan sesama, pendek kata dalam segala gerak-langkah hidup kita. Namun sayang, sering kali kita, bukan saja membatasi penyembahan dan pengabdian dalam ritus-ritus khusus seperti itu, bahkan dengan itu kita masih pula mendangkalkannya dalam pengertian fiqhi-nya yang lahiriah. Gerak-laku kita di dalamnya sering kali hanya sekadar gerak-laku rutin yang kosong makna. Dari sinilah agaknya bermula ungkapan dikotomis yang sungguh tidak menguntungkan bagi kehidupan beragama di kalangan kaum Muslim, yaitu ungkapan tentang adanya kesalehan ritual di satu pihak dan kesalehan sosial di pihak yang lain. Padahal kesalehan dalam Islam hanya satu, yaitu kesalehan muttaqi (hamba yang bertakwa), atau dengan istilah lain, mukmin yang beramal saleh. Kesalehan yang mencakup sekaligus ritual dan sosial. “Gus Mu

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
MAIS2763 Dapat dipinjam MA Islamiyah Senori - Perpustakaan MA Islamiyah Senori Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000566188
005 20240819111018
020 # # $a 978-602-391-644-1
035 # # $a 0010-0824000774
082 # # $a 210.1.3
084 # # $a 210.1.3 A. s
100 0 # $a A. Mustofa Bisri
245 1 # $a Salah Ritual Saleh Sosial : $b Kualitas iman kualitas ibadah dan kualitas akhlak sosial /$c A. Mustofa Bisri
250 # # $a 1
260 # # $a Yogyakarta :$b DIVA PRESS,$c 2019
300 # # $a 200 hlmn : $b ilust ; $c 14 x 20 cm$e -
520 # # $a Kita menyembah dan mengabdi kepada Allah dalam sembahyang kita, dalam puasa kita, dalam zakat kita, dalam haji kita, dalam pergaulan rumah tangga dengan anak-istri kita, dalam pergaulan kemasyarakatan dengan tetangga dan sesama, pendek kata dalam segala gerak-langkah hidup kita. Namun sayang, sering kali kita, bukan saja membatasi penyembahan dan pengabdian dalam ritus-ritus khusus seperti itu, bahkan dengan itu kita masih pula mendangkalkannya dalam pengertian fiqhi-nya yang lahiriah. Gerak-laku kita di dalamnya sering kali hanya sekadar gerak-laku rutin yang kosong makna. Dari sinilah agaknya bermula ungkapan dikotomis yang sungguh tidak menguntungkan bagi kehidupan beragama di kalangan kaum Muslim, yaitu ungkapan tentang adanya kesalehan ritual di satu pihak dan kesalehan sosial di pihak yang lain. Padahal kesalehan dalam Islam hanya satu, yaitu kesalehan muttaqi (hamba yang bertakwa), atau dengan istilah lain, mukmin yang beramal saleh. Kesalehan yang mencakup sekaligus ritual dan sosial. “Gus Mus adalah pendekar kehidupan yang bukan sekadar sanggup menemukan ketenteraman dalam kecemasan, menggali kebahagiaan dari jurang derita, atau menikmati kekayaan di dalam kemiskinan. Lebih dari itu Gus Mus bahkan mampu membuat kegelapan itu tak ada, karena yang ada pada beliau, dan bahkan beliaunya itu sendiri: adalah cahaya. " --Emha Ainun Nadjib [Budayawan]
600 # 4 $a religigion & spirituality
700 0 # $a Rusdianto
990 # # $a 2763/MAIS/H/VI/2024
Content Unduh katalog